Pages

Selasa, 16 Desember 2014

Sekilas tentang manfaat jilbab


Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk DIKENAL, karena itu mereka TIDAK DIGANGGU. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Ahzab: 59)

As-Sudi rahimahullah mengatakan, “Dahulu orang-orang fasik di Madinah biasa keluar di jalan-jalan sekitar Madinah ketika malam begitu gelap. Mereka ingin menghadang para wanita.
Suatu ketika orang-orang miskin dari penduduk Madinah mengalami kesusahan. Saat malam tiba, para wanita (yang mengalami kesusahan tadi) keluar ke jalan-jalan untuk memenuhi hajat mereka. Para orang fasik sangat ingin menggoda para wanita tadi.

Ketika mereka melihat para wanita yang mengenakan jilbab, mereka akan berkata, “Ini adalah WANITA MERDEKA. Jangan sampai kalian mengganggunya...”
Namun ketika mereka melihat para wanita yang tidak berjilbab, mereka berkata, “Ini adalah BUDAK WANITA. Mari kita menghadangnya”
Mujahid rahimahullah berkata, “Hendaklah para wanita mengenakan jilbab supaya diketahui manakah yang termasuk wanita merdeka. Jika ada wanita berjilbab dan orang-orang fasik bertemu dengannya maka mereka (orang fasik) tidak akan menyakitinya...” (Tafsir Ibnu Katsir, 11: 243)
Tidakkah kita lihat disekitar kita, siapa yang sering diganggu dan dilecehkan. Wanita berjilbab ataukah mereka yang masih "terbuka" mengundang syahwat...?

Kamis, 20 November 2014

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Pada Hari Jum'at


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.

Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut. Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dikhususkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . " (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)

Amal Khusus di Hari Jum'at

Pada dasarnya, tidak dibolehkan menghususkan ibadah tertentu pada malam Jum’at dan siang harinya, berupa shalat, tilawah, puasa dan amal lainnya yang tidak biasa dikerjakan pada hari-hari selainnya. Kecuali, ada dalil khusus yang memerintahkannya. Hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda;

لَا تَخُصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِي ، وَلَا تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الْأَيَّامِ ، إلَّا أَنْ يَكُونَ فِي صَوْمٍ يَصُومُهُ أَحَدُكُمْ

“Janganlah menghususkan malam Jum’at untuk mengerjakan shalat dari malam-malam lainnya, dan janganlah menghususkan siang hari Jum’at untuk mengerjakan puasa dari hari-hari lainnya, kecuali bertepatan dengan puasa yang biasa dilakukan oleh salah seorang kalian.” (HR. Muslim, al-Nasai, al-Baihaqi, dan Ahmad)

Membaca Surat Al-Kahfi

Salah satu amal ibadah khusus yang diistimewakan pelakasanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Berikut ini kami sebutkan beberapa dalil shahih yang menyebutkan perintah tersebut dan keutamaannya.

1. Dari Abu Sa'id al-Khudri radliyallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

"Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)

2. Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

"Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum'at." (HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)

3. Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”

Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”

Kapan Membacanya?

Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).

Mengenai hal ini, al-Hafidzh Ibnul Hajar rahimahullaah mengungkapkan dalam Amali-nya: Demikian riwayat-riwayat yang ada menggunakan kata “hari” atau “malam” Jum’at. Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud “hari” temasuk malamnya. Demikian pula sebaliknya, “malam” adalah malam jum’at dan siangnya. (Lihat: Faidh al-Qadir: 6/199).

DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).

    Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi di Hari Jum’at

Dari beberapa riwayat di atas, bahwa ganjaran yang disiapkan bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada siang harinya akan diberikan cahaya (disinari). Dan cahaya ini diberikan pada hari kiamat, yang memanjang dari bawah kedua telapak kakinya sampai ke langit. Dan hal ini menunjukkan panjangnya jarak cahaya yang diberikan kepadanya, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ يَسْعَى نُورُهُمْ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ

“Pada hari ketika kamu melihat orang mukmin laki-laki dan perempuan, sedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka.” (QS. Al-Hadid: 12)

Balasan kedua bagi orang yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at berupa ampunan dosa antara dua Jum’at. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:

إن الحسنات يُذْهِبْن السيئات

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)

Surat Al-Kahfi dan Fitnah Dajjal

Manfaat lain surat Al-Kahfi yang telah dijelaskan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah untuk menangkal fitnah Dajjal. Yaitu dengan membaca dan menghafal beberapa ayat dari surat Al-Kahfi. Sebagian riwayat menerangkan sepuluh yang pertama, sebagian keterangan lagi sepuluh ayat terakhir.

Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.”

Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.

Imam Muslim berkata, Syu’bah berkata, “Dari bagian akhir surat al-Kahfi.” Dan Hammam berkata, “Dari permulaan surat al-Kahfi.” (Shahih Muslim, Kitab Shalah al-Mufassirin, Bab; Fadhlu Surah al-Kahfi wa Aayah al-Kursi: 6/92-93)

Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal. Demikian juga pada akhirnya, yaitu firman Allah:

أَفَحَسِبَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ يَتَّخِذُوا عِبَادِي مِنْ دُونِي أَوْلِيَاءَ

“Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku? . . .” QS. Al-Kahfi: 102. (Lihat Syarah Muslim milik Imam Nawawi: 6/93)

Penutup

Dari penjelasan-penjelasan di atas, sudah sepantasnya bagi setiap muslim untuk memiliki kemauan keras untuk membaca surat Al-Kahfi dan menghafalnya serta mengulang-ulangnya. Khususnya pada hari yang paling baik dan mulia, yaitu hari Jum’at. Wallahu Ta’aa a’lam./Badrul Tamam

Selasa, 04 November 2014

Membaca al-Quran dengan Tartil

Ustadz, saya sering mendengar istilah tartil. mohon dijelaskan apa yang dimaksud makna membaca alquran dengan tartir?

Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Allah memrintahkan kita agar kita membaca al-Quran dengan tartil,
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلا
Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil. (Al-Muzammil: 4)
Berikut beberapa keterangan sahabat tentang makna tartil,

Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna tartil dalam ayat,
”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya”. (Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hlm. 13)

Ibnu Abbas mengataan,
بينه تبييناً
Dibaca dengan jelas setiap hurufnya.

Abu Ishaq mengatakan,
والتبيين لا يتم بأن يعجل في القرآة، وإنما يتم التبيين بأن يُبيِّن جميع الحروف ويوفيها حقها من الإشباع
Membaca dengan jelas tidak mungkin bisa dilakukan jika membacanya terburu-buru. Membaca dengan jelas hanya bisa dilakukan jika dia menyebut semua huruf, dan memenuhi cara pembacaan huruf dengan benar. (Lisan al-Arab, 11/265).
Inti tartil dalam membaca adalah membacanya pelan-pelan, jelas setiap hurufnya, tanpa berlebihan. (Kitab al-Adab, as-Syalhub, hlm. 12)

Cara Ibnu Mas’ud Membaca al-Quran

Abu Bakr dan Umar Radhiyallahu ‘anhuma pernah menyampaikan kabar gembira kepada Ibnu Mas’ud, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَقْرَأَ الْقُرْآنَ غَضاًّ كَمَا أُنْزِلَ فَلْيَقْرَأَهُ عَلَى قِرَاءَةِ ابْنِ أُمِّ عَبْدٍ
Siapa yang ingin membaca al-Quran dengan pelan sebagaimana ketika dia diturunkan, hendaknya dia membacanya sebagaimana cara membacanya Ibnu Mas’ud. (HR. Ahmad 36, dan Ibnu Hibban 7066).
Hadis ini menunjukkan keistimewaan bacaan al-Quran Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu. Karena bacaannya sama dengan ketika al-Quran di turunkan. Beliau membacanya dengan cara ‘ghaddan’ artinya segar yang belum berubah. Maksudnya suaranya menyentuh (as-Shaut an-Nafidz) dan memenuhi semua hak hurufnya.

Untuk itulah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam suka mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, dan bahkan hingga beliau menangis.

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu bercerita, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruhnya untuk membaca al-Quran,
“Bacakan al-Quran!” Pinta Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Ya Rasulullah, apakah akan membacakan al-Quran di hadapan anda padahal al-Quran turun kepada anda?” tanya Ibnu Mas’ud.
“Ya, bacakan.”
Kemudian Ibnu Mas’ud membaca surat an-Nisa, hingga ketika sampai di ayat,
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلاَءِ شَهِيدًا
Bagaimanakah jika Aku datangkan saksi untuk setiap umat, Aku datangkan kamu sebagai saksi bagi mereka semua.

Tiba-tiba Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam minta agar bacaan dihentikan.
Ibnu Mas’ud melihat ke arahnya, ternyata air mata beliau berlinangan. (HR. Bukhari 5050 & Muslim 1905).
Allahu a’lam.
Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

55 KEISTIMEWAAN WANITA DALAM ISLAM


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .
Assalamu Alaikum Warakhmatullahi Wabarakatuh.
Point-point dari artikel ini terdapat di dalam kitab Kanzul 'Ummal, Misykah, Riadlush Shalihin, Uqudilijjain, Bhahishti Zewar, Al-Hijab, dan lain-lain, checking satu persatu belum dibuat.
Mudah-mudahan dapat diambil ibrah darinya ...

1. Doa wanita lebih maqbul dari laki-laki karena sifat penyayang yang lebih kuat dari laki-laki. Ketika ditanya kepada Rasulallah Shallallahu alaihi wassalam akan hal tersebut, jawab baginda : "Ibu lebih penyayang dari bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

2. Wanita yang solehah itu lebih baik dari 1,000 orang laki-laki yang tidak soleh.

3. Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 orang wali.

4. Seorang wanita solehah lebih baik dari 70 laki-laki soleh.

5. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya diibaratkan seperti orang yang senantiasa menangis karena takut kepada Allah Subhanahu Wata'alla dan orang yang takut Allah Subhanahu Wata'alla akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.

6. Barang siapa yang membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah) lalu diberikan kepada keluarganya, maka pahalanya seperti bersedakah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan terhadap anak laki-laki. Maka barangsiapa yang menyukakan anak perempuan seolah-olah dia memerdekakan anak Nabi Ismail AS

7. Tidaklah seorang wanita yang haidh itu, kecuali haidhnya merupakan kifarah (tebusan) untuk dosa-dosanya yang telah lalu, dan apabila pada hari pertama haidhnya membaca "Alhamdulillahi'alaa Kulli Halin Wa Astaghfirullah". Segala puji bagi Allah dalam segala keadaan dan aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa."; maka Allah menetapkan dia bebas dari neraka dan dengan mudah melalui shiratul mustaqim yang aman dari seksa, bahkan AllahTa'ala mengangkat derajatnya, seperti derajatnya 40 orang yang mati syahid, apabila dia selalu berzikir kepada Allah selama haidhnya.

8. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam ) di dalam syurga.

9. Barang siapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan, lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa taqwa serta bertanggung jawab, maka baginya adalah syurga.

10. Dari 'Aisyah r.a. "Barang siapa yang diuji dengan sesuatu dari anak-anak perempuannya, lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka."

11. Syurga itu di bawah telapak kaki ibu.
12. Apabila memanggil kedua ibu bapamu, maka jawablah panggilan ibumu dahulu.
13. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutup pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu syurga. Masuklah dari mana-mana pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

14. Wanita yang taat akan suaminya, semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan, semuanya beristighfar baginya selama mana dia taat kepada suaminya dan meredhainya. (serta menjaga sembahyang dan puasanya)

15. 'Aisyah r.ha. berkata "Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam . siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita ?" Jawab baginda, "Suaminya". "Siapa pula berhak terhadap laki-laki ?" Jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam . "Ibunya".

16. Seorang wanita yang apabila mengerjakan solat lima waktu, berpuasa wajib sebulan (Ramadhan), memelihara kehormatannya serta taat kepada suaminya, maka pasti akan masuk syurga dari pintu mana saja yang dia kehendaki.

17. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah Subhanahu Wata'alla memasukkan dia ke dalam syurga lebih dahulu dari suaminya (10,000 tahun).

18. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah Subhanahu Wata'alla mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebaikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

19. Dua rakaat solat dari wanita yang hamil (setelah menikah) adalah lebih baik dari 80 rakaat solat wanita yang tidak hamil.

20. Wanita yang hamil (setelah menikah lo ya) akan dapat pahala berpuasa pada siang hari.
21. Wanita yang hamil (setelah menikah ni ) akan dapat pahala beribadah pada malam hari.
22. Seorang wanita yang mengalami sakit saat melahirkan, maka Allah Subhanahu Wata'alla memberi pahala kepadanya seperti pahala orang yang berjihad dijalan Allah Subhanahu Wata'alla

23. Wanita yang melahirkan akan mendapat pahala 70 tahun solat dan puasa dan tiap rasa sakit dan pada satu uratnya Allah memberikan satu pahala haji.

24. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

25. Wanita yang meninggal dalam masa 40 hari sesudah melahirkan akan dianggap syahid.
26. Wanita yang memberi minum susu kepada anaknya dari badannya (susu badan) akan dapat satu pahala dari tiap-tiap titik susu yang diberikannya.

27. Jika wanita menyusui anaknya sampai cukup (2 1/2 tahun), maka malaikat-malaikat di langit akan memberikan kabar gembira bahwa syurga adalah balasannya.

28. Jika wanita memberi susu badannya kepada anaknya yang menangis, Allah akan memberi pahala satu tahun solat dan puasa.

29. Wanita yang habiskan malamnya dengan tidur yang tidak nyaman karena menjaga anaknya yang sakit akan mendapat pahala seperti membebaskan 20 orang hamba.

30. Wanita yang tidak cukup tidur pada malam hari karena menjaga anak yang sakit akan diampunkan oleh Allah akan seluruh dosanya dan bila dia menghibur hati anaknya Allah memberi 12 tahun pahala ibadat.

31. Apabila seorang wanita mencucikan pakaian suaminya, maka Allah mencatatkan baginya seribu kebaikan, dan mengampuni dua ribu kesalahannya,bahkan segala sesuatu yang disinari matahari akan memohonkan ampun untuknya, dan Allah mengangkatkannya seribu darjat.

32. Seorang wanita yang solehah lebih baik dari seribu orang laki-laki yang tidak soleh, dan seorang wanita yang melayani suaminya selama seminggu, maka ditutupkan baginya tujuh pintu neraka dan dibukakan baginya delapan pintu syurga, yang dia dapat masuk dari pintu mana saja tanpa dihisab.
33. Mana-mana wanita yang menunggu suaminya hingga pulang, disapukan mukanya, dihamparkan duduknya atau menyediakan makan minumnya atau memandang ia pada suaminya atau memegang tangannya, memperelokkan hidangan padanya,memelihara anaknya atau memanfaatkan hartanya pada suaminya karena mencari keridhaan Allah, maka disunatkan baginya akan tiap-tiap kalimat ucapannya,tiap-tiap langkahnya dan setiap pandangannya pada suaminya sebagaimana memerdekakan seorang hamba.

Pada hari Qiamat kelak, Allah kurniakan Nur hingga tercengang wanita mukmin semuanya atas kurniaan rahmat itu. Tiada seorang pun yang sampai ke mertabat itu melainkan Nabi-nabi.

34. Tidakkan putus ganjaran dari Allah kepada seorang isteri yang siang dan malamnya menggembirakan suaminya.

35. Wanita yang melihat suaminya dengan kasih sayang dan suaminya melihat isterinya dengan kasih sayang akan di pandang Allah dengan penuh rahmat.

36. Jika wanita melayan suami tanpa khianat akan mendapat pahala 12 tahun solat.

37. Wanita yang melayani dengan baik kepada suami yang pulang ke rumah dalam keadaan letih akan medapat pahala jihad.

38. Jika wanita memijat suami tanpa disuruh akan mendapat pahala 7 emas dan jika wanita memijat suami bila disuruh akan mendapat pahala perak.

39. Dari Hadrat Muaz ra.: Wanita yang berdiri atas dua kakinya membakar roti untuk suaminya hingga muka dan tangannya kepanasan oleh api,maka diharamkan muka dan tangannya dari bakaran api neraka.

40. Thabit Al Banani berkata : Seorang wanita dari Bani Israel yang buta sebelah matanya sangat baik khidmatnya kepada suaminya. Apabila ia menghidangkan makanan dihadapan suaminya, dipegangnya pelita sehingga suaminya selesai makan.

Pada suatu malam pelitanya kehabisan sumbu, maka diambilnya rambutnya dijadikan sumbu pelita. Pada keesokkannya matanyayang buta telah celik. Allah kurniakan keramat (kemuliaan pada perempuan itu karena memuliakan dan menghormati suaminya).

41. Pada suatu ketika di Madinah, Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam keluar mengiringi jenazah. Beliau menemukan beberapa orang wanita dalam majelis itu. Rasulullah Shallallahu al wasallam lalu bertanya, "Apakah kamu menyolatkan jenazah ?"

Jawab mereka,"Tidak". Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam "Sebaiknya kalian semua tidak usah ikur berziarah dan tidak ada pahala bagi kamu. Tetapi tinggallah di rumah dan berkhidmatlah kepada suami niscaya pahalanya sama dengan ibadat-ibadat orang laki-laki”.

42. Wanita yang memerah susu binatang dengan "Bismillah" akan didoakan oleh binatang itu dengan doa keberkatan.
43. Wanita yang membuat adonan tepung gandum dengan "Bismillah" , Allah akan berkahkan rezekinya.
44. Wanita yang menyapu lantai dengan berzikir akan mendapat pahala seperti meyapu lantai di Baitullah.
45. "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang mengeluarkan peluh ketika membuat roti, Allah akan mejadikan 7 parit diantara dirinya dengan api neraka, jarak diantara parit itu ialah sejauh langit dan bumi."
46. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang, Allah akan mencatatkan untuknya perbuatan baik sebanyak utus benang yang dibuat dan memadamkan seratus perbuatan jahat."
47. "Wahai Fatimah, untuk setiap wanita yang menenun kain, Allah telah menentukan satu tempat khusus untuknya di atas tahta di hari akhirat."
48. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang memintal benang dan kemudian dibuat pakaian untuk anak-anaknya maka Allah akan memberikan pahala sama seperti orang yang memberi makan kepada 1000 orang lapar dan memberi pakaian kepada 1000 orang yang tidak berpakaian."

49. "Wahai Fatimah, bagi setiap wanita yang meminyakkan rambut anaknya,menyikatnya, mencuci pakaian mereka dan memandikan anaknya, Allah akan memberikan pahala kebaikan sebanyak helai rambut mereka dan menghapus sebanyak itu pula dosa-dosanya dan menjadikan dirinya kelihatan berseri di mata orang-orang yang memerhatikannya."

50. Sabda Nabi Shallallahu alaihi wassalam : "Ya Fatimah barang mana wanita meminyakkan rambut dan janggut suaminya, memotong kumis (misai) dan mengerat kukunya, Allah akan memberinya minum dari sungai-sungai serta diringankan Allah baginya sakaratul maut dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman- taman syurga dan dicatatkan Allah baginya kelepasan dari api neraka dan selamatlah ia melintas Titian Shirat."

51. Jika suami mengajarkan isterinya satu hal akan mendapat pahala 80 tahun ibadat.
52. Wanita yang menyebabkan suaminya keluar dan berjuang ke jalan Allah dan kemudian menjaga adab rumah tangganya akan masuk syurga 500 tahun lebih awal dari suaminya, akan menjadi ketua 70,000 malaikat dan bidadari dan wanita itu akan dimandikan di dalam syurga, dan menunggu suaminya dengan menunggang kuda yang dibuat dari yakut.

53. Semua orang akan dipanggil untuk melihat wajah Allah di akhirat,tetapi Allah akan datang sendiri kepada wanita yang memberati auratnya iaitu memakai purdah di dunia ini dengan istiqamah.

54. Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan ialah wanita (isteri) yang solehah.
55. Salah satu tanda keberkatan wanita itu ialah cepat perkahwinannya,cepat pula kehamilannya dan ringan pula maharnya (mas kahwin).


Masya ALLAH .... demikian sayangnya ALLAH pada wanita ..... kan?
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....
Barakallahufikum ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu dari saya ... dan kepada Allah Subhanahu Wata'alla ., saya mohon ampunan ... ----
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...

Rabu, 29 Oktober 2014

Apa hukum meminum air yang di bacakan ayat ayat suci Al Qur'an saat ruqyah

Bismillahirrahmaanirrahiim.,,




Sebelum penjelasan hukum agama, kami nasehatkan anda untuk menghadapi rasa sakit dan melewati cobaan dengan baik sebagaimana seharusnya orang mukmin menghadapinya, dengan sabar dalam kesusahan dengan tidak menghiraukannya dan segera melakukan kesibukan yang melupakan disertai mencari jalan pengobatan dengan jalan tenang, sabar tanpa kenal lelah dan menyerah. Jangan sampai stres karena kegagalan sebagaimana jangan mundur karena lambatnya pertolongan. Hanya milik Allah Azza Wajlla segala sesuatu, semua urusan ada hikmahnya.

Setiap orang di dunia ini, seyogyanya mempersiapkan dirinya untuk menanggung ujian dan menghadapi berbagai macam cobaan. Hal itu merupkan urusan dunia yang akan punah yang telah ditakdirkan. Allah Ta’ala Azza Wallah berfirman:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: 'Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun' Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Seorang mukmin senantiasa mengingat rahmat Allah Azza Wa Jalla, tidak putus asa menggapai kemurahan Tuhannya Subhanahu wa ta'ala untuk mendapatkan kesembuhan dan terkabul doanya meskipun selang beberapa waktu. Di sisi lain, hendaknya dia juga memperhatikan sekitarnya bencana yang dialami manusia, di antara mereka ada yang fakir, tidak mendapatkan sesuap nasi, ada yang sakit mematikan dan merasakan sakit setiap saat, ada yang terlunta-lunta, tertawan dan disiksa, ada yang dicoba dengan keluarga dan anaknya, ada yang takut di negaranya, dan berbagai berbagai macam cobaan tiada berakhir. Barangsiapa yang memperhatikan hal itu, maka tidak dapat lari dari kesabaran.

Kesabaran dengan (penuh) kerelaan itu lebih utama dibandingkan kesabaran dengan ketidakpuasan. Sabar inilah yang akan dicatat oleh Allah pahala dan balasan. Kalau para Rasul dan Para Nabi – padahal mereka adalah makhluk yang paling mulia dan paling dicintai Allah Azza Wa Jalla –medapatkan ujian, kesakitan yang berkepanjangan, namun hal itu tidak menyebabkan mereka putus asa dan terputus dari rahmat Allah.
Nabi Nuh alaissalam mendakwahkan kaumnya seribu tahun kurang lima puluh tahun, sementara (kaumnya) menuduh dan memeranginya. Ya’qub dan Yusuf ‘alaihimas salam berpisah (dengan Nabi Yusuf, putera kesayangan) bertahun-tahun hingga matanya buta. Musa ‘Alaihis salam dikeluarkan dari tanah airnya dan terusir dalam kondisi ketakutan dan melihat kondisi. Zakariyah dan Yahya ‘Alaihimas salam keduanya dibunuh oleh Bani Israel. Isa ‘Alais salam kaumnya ingin menyalibnya, akan tetapi Allah telah angkat (ke langit). Muhammad sallallah’alaihi wa sallam terusir kaumnya dari tanah airnya, dihina, dihardik dan ingin dibunuh. Daftarnya melebihi dari itu semua. Barangsiapa yang ingin mengenal (lebih jauh) maka buka dan lihatlah Kitabullah Ta’ala. Dan hendaklah merasakan makna ayat-ayat yang dibacanya, maka akan anda dapati sebaik-baik hiburan.
Maka kita selayaknya –sebagai hamba yang lemah- tidak tergesa-gesa mengatasi kesusahan. Hendaknya kita menunaikan kewajiban kita dengan kesabaran dan penuh kerelaan. Serta menyerahkan ketentuan kepada Allah Azza Wa Jalla. Karena Dia Maha Bijaksana yang mengatur seluruh urusan dunia sesuai dengan keinginan-Nya. Kesemuanya itu tidak menghalangi untuk meminta bantuan dengan Ruqyah Syar’iyyah bisa jadi Allah tulis sarana itu sebagai jalan kesembuhan.
Karena Allah Azza Wajallah berfirman:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا (سورة الإسراء)
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al-Isra: 82)
Al-Allamah Muhammad AL-Amin As-Syinqity rahimahullah berkata:
“Hal ini mencakup penyembuhan penyakit hati, seperti ragu-ragu, nifaq dan selain itu. Juga merupakan obat untuk badan kalau diruqyah dengannya. Sebagaiamana kisah seseorang yang terkena bisa dan diruqyah dengan Al-Fatihah. Kisah ini terdapat dalam kitab shaheh terkenal.’ (Tafsir Adhwaul bayan, 3/253)
Akan tetapi pengkhususan ayat atau surat tertentu seperti surat Yasin, untuk pengobatan penyakit tertentu, ditambah penentuan bilangan dan waktu tertentu untuk membaca ayat dan surat ini. Kesemuanya itu tidak ada sedikit pun landasannya dalam sunnah nabawiyah, tidak ada dalil syar’i yang mendukungnya, bahkan dikhawatirkan pelakunya terjerumus dalam bid’ah.
Wallahu A'lam

MENJADI IBU DAN ISTERI YANG BERTAKWA


Bismillah...

Buat penyemangat ummufillah wa ukhtyfillah dalam menapaki jejak sebagai ibu/isteri dan Calon ibu/isteri dipagi ini dan hari2 mendatang. Aamiin


1.MENJADI IBU YANG BERTAQWA

a) Keutamaan posisi ibu dalam Islam

Yang paling didahulukan untuk berbakti kepadanya
Di dalam islam, orang tua memiliki kedudukan yang mulia terutama kaum Ibu. Rasulullah bahkan telah menegaskan bahwa kedudukan seorang Ibu lebih tinggi dibandingkan kedudukan seorang ayah. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra disebutkan: “Seorang lelaki datang kepada Nabi Salallahu'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku patuhi?”, Kata Nabi, “Ibumu”, lelaki itu bertanya lagi, “kemudian siapa lagi?”, Nabi menjawab, “Ibumu”, Lelaki itu bertanya lagi, “Lalu siapa lagi?”, Nabi tetap menjawab, “Ibumu”, Lelaki itu bertanya kembali, “Kemudian siapa lagi?”, Nabi menjawab, “Ayahmu”….”

Imam Al Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa hadist tersebut memberikan penjelasan kepada kita bahwa kecintaan dan kasih sayang seseorang terhadap Ibunya harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan kecintaan dan kasih sayang seseorang kepada Ayahnya. Realitas menguatkan pengertian ini:
Pertama : Seorang Ibu dihadapkan pada kesulitan dalam menjalani masa kehamilan.
Kedua : Kaum Ibu mengalami kesulitan besar ketika menjalani proses melahirkan.
Ketiga : Kaum Ibu menjalani kesulitan saat menyusui dan merawat anak.

Yang didahulukan panggilannya daripada shalat Sunnah

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Seorang yang bernama Juraij sedang salat di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid: Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kebetulan perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali. Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku. Lagi-lagi dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan! Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah. Suatu hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij. Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di tengah salat. Tentu saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka. Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing. Mendengar jawaban anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata: Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya.(Shahih Muslim No.4625)
Kisah Juraij mengajarkan kepada kita tentang adab terhadap orang tua, terutama ibu. Betapa kita tidak boleh membuatnya kecewa, harus senantiasa berbuat baik, dan menjaga adab terhadapnya.

Syurga berada di bawah telapak kakinya

Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi lalu berkata:”Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.” (HR. An Nasa’I, AthThabrani; disahihkan oleh al-hakim, Adz-dzahabi & al Mundziri)

Ketika mensyarah hadits ini, Imam Ali al-Qarirah mengatakan: ”Maksudnya yaitu senantiasalah (engkau) dalam melayani dan memperhatikan urusannya”. (Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih, jilid 4, hlm. 676)
Ath-Thibi mengatakan: ”Sabda beliau: ”…pada kakinya…”, adalah kinayah dari puncak ketundukan dan kerendahan diri, sebagaimana firman Allah ta’ala :
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan…”. (Ibid, (IV/677)

Yang lebih berhak daripada jihad anak lelakinya

Seorang datang kepada Nabi Salallahu'alaihi wa sallam. Dia mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bertanya kepadanya, “Apakah kamu masih mempunyai kedua orang tua?” Orang itu menjawab, “Masih.” Lalu Nabi Saw bersabda, “Untuk kepentingan mereka lah kamu berjihad.”(Mutafaq’alaih)

Haramnya durhaka kepada ibu

dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia-nyiakan harta.” (H.R.Bukhari). dari Abdullah bin ‘amr bin al-ash ia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah bersabda: “ diantara dosa-dosa besar yaitu seseorang memaki kedua orang tuanya. “ para sahabat bertanya: “ Wahai Rasulullah, apakah ada seseorang yang memaki kedua orang tuanya?” Beliau menjawab: “ Ya, apabila seseorang memaki ayah orang lain, kemudian orang itu membalas memaki ayahnya kemudian ia memaki ibu orang lain, dan orang itu memaki ibunya. (H.R. Bukhari).Demikianlah, sehingga pantaslah syariat yang suci ini memberinya pemuliaan dengan memerintahkan anak agar berbakti kepadanya, selain berbakti kepada sang ayah. Bakti ini terus diberikan sampai akhir hayat keduanya. Bahkan juga sepeninggal keduanya, dengan menyambung silaturahim dan berbuat baik kepada sahabat/orang-orang yang dikasihi keduanya. Karena Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya berbuat baik yang paling baik adalah seseorang menyambung hubungan dengan orang yang dikasihi ayahnya.” (HR. Muslim no. 6461)

b) Peran utama ibu di dalam Islam (mencetak generasi terbaik di mata Allah)

Mengandung (QS. Al Ahqaf: 15, Qs. Luqman: 14,) Melahirkan “Syuhada’ (orang-orang mati syahid) yang selain terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh: Korban wabah tha’un adalah syahid, mati tenggelam adalah syahid, penderita penyakit lambung (semacam liver) adalah syahid, mati karena penyakit perut adalah syahid, korban kebakaran adalah syahid, yang mati tertimpa reruntuhan adalah syahid, dan seorang wanita yang meninggal karena melahirkan adalah syahid.” (HR. Malik, Ahmad, Abu Dawud, dan al-nasai, juga Ibnu Majah. Berkata Syu’aib Al Arnauth: hadits shahih).

“Menyusui dan mengasuh (mendidik)” (QS. Al Ahqaf: 15, Qs. Luqman: 14, QS. Al Baqarah:233) “Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (penyembah api dan berhala)”. (HR. Bukhari)

“Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil terhadap anak-anakmu”. (HR. Bukhari dan Muslim) “
Sama ratakan pemberianmu kepada anak-anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan pemberian kepada yang perempuan”. (HR. Ath-Thabrani)

c) Bekal menjadi ibu bertaqwa

iman, islam, Ilmu Meneladani para ibu generasi shahabat dan tabiin (Ummul Mukminin Siti Khadijah, shahabiyyah Nusaibah (Ummu Amarah), shahabiyyah Ummu Mani (Ibunda Muadz bin Jabal (yg merupakan imamnya para fuqaha & gudangnya ilmu para ulama, yg dipercaya rasulullah Salallahu'alaihi wa sallam)), shahabiyyah Khansa, dll.


2. MENJADI ISTRI YANG BERTAQWA

a. Peran utama istri di dalam Islam (menguatkan jihad suami)

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”. (QS. An-Nisa (4):34)“Dunia adalah perhiasan, perhiasan yang terbaik adalah wanita yang sholehah.” (HR. Muslim)“

Siapa saja yang diberikan oleh Allah seorang wanita sholehah berarti ia telah menolong dirinya pada satu bagian dari agamanya. Oleh karena itu, ia harus bertaqwa kepada Allah untuk bagian agamanya yang lain”. (HR al-Hakim)

b. Ciri-ciri istri yang bertaqwa

Patuh dan taat kepada suaminya.
”Jika seorang isteri itu telah menunaikan solat lima waktu dan berpuasa pada bulan ramadhan dan menjaga kemaluannya daripada yang haram serta taat kepada suaminya, maka dipersilakanlah masuk ke syurga dari pintu mana sahaja kamu suka.”(Hadist Riwayat Ahmad dan Thabrani)

”Sesungguhnya setiap isteri yang meninggal dunia yang diridhoi oleh suaminya, maka dia akan masuk syurga.” (Hadits riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah)

Al- Bazzar dan At Thabrani meriwayatkan bahwa“seorang wanita pernah datang kepada Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wassalaam berkata : “ Aku adalah utusan para wanita kepada engkau untuk menanyakan : Jihad ini telah diwajibkan Allah kepada kaum lelaki, Jika menang mereka diberi pahala dan jika terbunuh mereka tetap diberi rezeki oleh Rabb mereka, tetapi kami kaum wanita yang membantu mereka , pahala apa yang kami dapatkan? Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallaam menjawab :” Sampaikan kepada wanita yang engkau jumpai bahwa taat kepada suami dan mengakui haknya itu adalah sama dengan pahala jihad di jalan Allah, tetapi sedikit sekali di antara kamu yang melakukanya”Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :“Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: “Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha.” (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257. Silsilah Al-Ahadits Ash Shahihah, Asy- Syaikh Al Albani rahimahullah, no. 287)
Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.“Berkhidmat kepada suami ini telah dilakukan oleh wanita-wanita utama lagi mulia dari kalangan shahabiyyah, seperti yang dilakukan Asma’ bintu Abi Bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhuma yang berkhidmat kepada Az-Zubair ibnul Awwam radhiallahu ‘anhu, suaminya. Ia mengurusi hewan tunggangan suaminya, memberi makan dan minum kudanya, menjahit dan menambal embernya, serta mengadon tepung untuk membuat kue. Ia yang memikul biji-bijian dari tanah milik suaminya sementara jarak tempat tinggalnya dengan tanah tersebut sekitar 2/3 farsakh1.” (HR. Bukhari no. 5224 dan Muslim no. 2182)

Begitu pula khidmatnya Fathimah bintu Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah suaminya, Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, sampai-sampai kedua tangannya lecet karena menggiling gandum. Ketika Fathimah datang ke tempat ayahnya untuk meminta seorang pembantu, sang ayah yang mulia memberikan bimbingan kepada yang lebih baik: “Maukah aku tunjukkan kepada kalian berdua apa yang lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu? Apabila kalian mendatangi tempat tidur kalian atau ingin berbaring, bacalah Allahu Akbar 34 kali, Subhanallah 33 kali, dan Alhamdulillah 33 kali. Ini lebih baik bagi kalian daripada seorang pembantu.” (HR. Al-Bukhari no. 6318 dan Muslim no. 2727)

Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma’ bintu Yazid radhiallahu ‘anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?” Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: “Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami).” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya.” (HR. Ahmad 6/456, Asy-Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Adabuz Zafaf (hal. 63) menyatakan ada syawahid (pendukung) yang menjadikan hadits ini shahih atau paling sedikit Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya.Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya”. (HR. Abu Dawud no. 1417. Asy-Syaikh Muqbil rahimahullah berkata dalam Al-Jami’ush Shahih 3/57: “Hadits ini shahih di atas syarat Muslim.)

Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)

c. Ancaman bagi istri yang durhaka

Tidak mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, melupakan kebaikannya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
“Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)

Isteri meninggalkan rumah tanpa izin suami akan dilaknat oleh Allah dan dimarahi oleh para malaikat
Sabda Rasullulah Salallahu'alaihi wa sallam :
”Hak suami terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya sekalipun semasa berada di atas punggung unta , tidak berpuasa walaupun sehari kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian, dia berdosa dan tidak diterima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka Allah akan melaknatnya dan para malaikat memarahinya kembali , sekalipun suaminya itu adalah orang yang alim.” (Hadist riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah Umar)

Isteri meninggalkan suami sama saja dengan menjerumuskan dirinya sendiri ke neraka karena suami berperan apakah isterinya layak masuk surga atau neraka
Dari Husain bin Muhshain dari bibinya berkata:“Saya datang menemui Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” Saya menjawab: “Ya”. Rasulullah Salallahu ' allaihi wa sallam bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan terhadapnya?” Saya menjawab: “Saya tidak begitu mempedulikannya, kecuali untuk hal-hal yang memang saya membutuhkannya” . Rasulullah Shallallahu ‘ alaihi wa sallam bersabda kembali: “Bagaimana kamu dapat berbuat seperti itu, sementara suami kamu itu adalah yang menentukan kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan Hadis Hasan)

.•Memusuhi suami sama saja dengan memusuhi Allah
“Tidaklah istri menyakiti suami di dunia kecuali ia bicara pada suami dengan mata yang berbinar, janganlah sakiti dia (suami), agar Allah tidak memusuhimu, jika suamimu terluka maka dia akan segera memisahkanmu kepada Kami (Allah dan Rasul)”. (HR. Tirmidzi dari Muadz bin Jabal)

d. Beberapa contoh teladan istri yang bertqwa

Aisyah Ummul Mukminin
Fathimah Az Zahra Asma’ binti Abi BakrMuthi’ah dll

Semoga kita bisa seperti mereka…Amiin..

Selasa, 28 Oktober 2014

Larangan Memberi Pujian Jika Dikhawatirkan Akan Menjadi Fitnah (Hadist)

Bismillahirrahmaanirrahiim,,, Assalamu Alaikum Sahabat...




Hadits Muslim 5319
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ مَدَحَ رَجُلٌ رَجُلًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَقَالَ وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ مِرَارًا إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ مَادِحًا صَاحِبَهُ لَا مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ فُلَانًا وَاللَّهُ حَسِيبُهُ وَلَا أُزَكِّي عَلَى اللَّهِ أَحَدًا أَحْسِبُهُ إِنْ كَانَ يَعْلَمُ ذَاكَ كَذَا وَكَذَا
Cekalah kamu, kau memotong leher temanmu, kau memotong leher temanmu -berkali-kali- bila salah seorang dari kalian memuji temannya -tidak mustahil- hendaklah mengucapkan: 'Aku kira fulan, & Allah yg menilainya, aku tak menyucikan seorang pun atas Allah, aku mengiranya -bila ia mengetahuinya- seperti ini & itu'. [HR. Muslim No.5319].

Hadits Muslim 5320
و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عَبَّادِ بْنِ جَبَلَةَ بْنِ أَبِي رَوَّادٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ ح و حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ نَافِعٍ أَخْبَرَنَا غُنْدَرٌ قَالَ شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي بَكْرَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ ذُكِرَ عِنْدَهُ رَجُلٌ فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا مِنْ رَجُلٍ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ مِنْهُ فِي كَذَا وَكَذَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيْحَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ مِرَارًا يَقُولُ ذَلِكَ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ كَانَ أَحَدُكُمْ مَادِحًا أَخَاهُ لَا مَحَالَةَ فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ فُلَانًا إِنْ كَانَ يُرَى أَنَّهُ كَذَلِكَ وَلَا أُزَكِّي عَلَى اللَّهِ أَحَدًا و حَدَّثَنِيهِ عَمْرٌو النَّاقِدُ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ ح و حَدَّثَنَاه أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا شَبَابَةُ بْنُ سَوَّارٍ كِلَاهُمَا عَنْ شُعْبَةَ بِهَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَ حَدِيثِ يَزِيدَ بْنِ زُرَيْعٍ وَلَيْسَ فِي حَدِيثِهِمَا فَقَالَ رَجُلٌ مَا مِنْ رَجُلٍ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ مِنْهُ
Tercelalah kamu, kau memotong leher temanmu, kau memotong leher temanmu, beliau mengucapkannya berkali-kali kemudian beliau bersabda:
Bila salah seorang dari kalian memuji temannya -tidak mustahil- hendaklah mengucapkan: 'Aku kira fulan -bila ia melihat seperti itu- & aku tak menyucikan seorang pun atas Allah. Telah menceritakannya kepadaku Amru An Naqid telah menceritakannya kepada kami Hasyim bin Al Qosim telah menceritakannya kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Syababah bin Sawwar keduanya dari Syu'bah dgn sanad ini seperti hadits Yazid bin Zurai', dalam hadits keduanya tak disebutkan: Lalu orang itu berkata:
Tidak ada seorang pun setelah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam yg lebih baik darinya. [HR. Muslim No.5320].

Hadits Muslim 5321
حَدَّثَنِي أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ زَكَرِيَّاءَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يُثْنِي عَلَى رَجُلٍ وَيُطْرِيهِ فِي الْمِدْحَةِ فَقَالَ لَقَدْ أَهْلَكْتُمْ أَوْ قَطَعْتُمْ ظَهْرَ الرَّجُلِ
Kalian telah binasa -atau: Kalian telah memutuskan punggung seseorang. [HR. Muslim No.5321].
 
Hadits Muslim 5322
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى جَمِيعًا عَنْ ابْنِ مَهْدِيٍّ وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ حَبِيبٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ أَبِي مَعْمَرٍ قَالَ قَامَ رَجُلٌ يُثْنِي عَلَى أَمِيرٍ مِنْ الْأُمَرَاءِ فَجَعَلَ الْمِقْدَادُ يَحْثِي عَلَيْهِ التُّرَابَ وَقَالَ أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نَحْثِيَ فِي وُجُوهِ الْمَدَّاحِينَ التُّرَابَ
memerintahkan kami untuk menaburkan tanah dimuka orang yg memuji-muji. [HR. Muslim No.5322].
 
Hadits Muslim 5323
و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَمُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَاللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامِ بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ رَجُلًا جَعَلَ يَمْدَحُ عُثْمَانَ فَعَمِدَ الْمِقْدَادُ فَجَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ وَكَانَ رَجُلًا ضَخْمًا فَجَعَلَ يَحْثُو فِي وَجْهِهِ الْحَصْبَاءَ فَقَالَ لَهُ عُثْمَانُ مَا شَأْنُكَ فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا رَأَيْتُمْ الْمَدَّاحِينَ فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمْ التُّرَابَ و حَدَّثَنَاه مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَنْصُورٍ ح و حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْأَشْجَعِيُّ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُبَيْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ عَنْ الْأَعْمَشِ وَمَنْصُورٍ عَنْ إِبْرَاهِيمَ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ الْمِقْدَادِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِثْلِهِ
Bila kalian melihat orang-orang memuji, taburkan tanah diwajahnya. Telah menceritakannya kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna & Ibnu Basyar keduanya berkata Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Sufyan dari Manshur. Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Al Asyja'I Ubaidullah bin Ubaidurrahman dari Sufyan Ats Tsauri dari Al A'masy & Manshur dari Ibrahim dari Hammam dari Al Miqdaq dari nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam sepertinya. [HR. Muslim No.5323].

DALIL QURAN DAN HADITS TENTANG GHIBAH

Bismillahirrahmaanirrahiim,,,

Assholatu wasalamun ala Rosullillah..


Dalil-dalil dari Quran dan hadits tentang ghibah adalah sebagai berikut:
~*~DALIL HARAMNYA GHIBAH~*~
- QS Al Hujurat: 12
ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه واتقوا الله إن الله تواب رحيم
Artinya: Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Apakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allaah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. Ibnu Abbas dalam menafsiri ayat di atas menyatakan: (إنما ضرب الله هذا المثل للغيبه لأن أكل لحم الميت حرام مستقذر و كذا الغيبه حرام فى الدين و قبيح فى النفوس) Allaah membuat perumpamaan ini untuk ghibah karena memakan daging bangkai itu haram dan menjijikkan. Begitu juga ghibah itu haram dalam agama dan buruk dalam jiwa. (Lihat Tafsir Al-Qurtubi hlm 16/346). - Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud
لما عرج بى مررت بقوم لهم اظفار من نسائهن يخمشون وجوههم و صدورهم فقلت: من هؤلاء يا جبريل? قال: هؤلاء الذين يأكلون لحوم الناس و يقعون فى أعراضهم.
Artinya: Ketika aku dinaikkan ke langit, aku melewati suatu kaum yang memiliki kuku-kuku dari tembaga, mereka melukai (mencakari) wajah-wajah mereka dan dada-dada mereka. Maka aku bertanya: "Siapakah mereka ya Jibril?" Jibril berkata: "Mereka adalah orang-orang yang memakan daging-daging manusia dan mereka mencela kehormatan-kehormatan manusia". - Hadits riwayat Ahmad dari Jabir bin Abdullah
كنا مع النبى -صلى الله عليه وسلم- فارتفعت ريح جيفة منتنة فقال رسول الله -صلى الله عليه وسلم- أتدرون ما هذه الريح هذه ريح الذين يغتابون المؤمنين
Artinya: Kami pernah bersama Nabi tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian Rosulullohbersabda, 'Tahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah (menggosip) kaum mu'minin.
gosip haram
~*~Dalil bolehnya GHIBAH~*~
- QS An Nisa 4: 148
لا يحب الله الجهر بالسوء من القول إلا من ظلم وكان الله سميعا عليما
Artinya: Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. - Hadits riwayat Muslim
حق المسلم على المسلم ست قيل ما هن يا رسول الله قال إذا لقيته فسلم عليه وإذا دعاك فأجبه وإذا استنصحك فانصح له وإذا عطس فحمد الله فسمته وإذا مرض فعده وإذا مات فاتبعه.
- Hadits riwayat Ibnu Hibban dan Baihaqi
اذكروا الفاسق بما فيه, يحذره الناس
Artinya: Ceritakan tentang pendosa apa adanya supaya orang lain menjadi takut. - Hadits riwayat Muslim
كل أمتي معافى إلا المجاهرون
Artinya: Setiap umatku akan dimaafkan kecuali para mujahir.
mujahir adalah orang-orang yang menampakkan perilaku dosanya untuk diketahui umum - Hadits riwayat Baihaqi
من ألقى جلباب الحياء فلا غيبة له
Artinya: Barangsiapa yang tidak punya rasa malu (untuk berbuat dosa), maka tidak ada ghibah (yang dilarang) baginya.
~*~HUKUM GOSIP (GHIBAH) ADA TIGA: HARAM, WAJIB, BISA~*~
Dari sejumlah dalil Quran dan hadits di atas, maka ulama mengambil kesimpulan bahwa hukum ghibah atau gosip itu terbagi tiga yaitu haram, wajib dan halal (dapat).
~HARAM
Hukum asal gosip adalah haram. Gosip yang haram adalah ketika Anda membicarakan aib sesama muslim yang dirahasiakan. Baik aib itu terkait dengan bentuk fisik atau perilaku; terkait dengan agama atau duniawi. Hukum haram ini tersurat secara tegas dalam Al-Quran, hadits seperti disebut di atas dan ijmak ulama sebagaimana disebutkan oleh Al-Qurthubi dalam Tafsir Al-Qurtubi 16/436. Yang menjadi perselisihan ulama hanyalah apakah gosip termasuk dosa besar atau kecil. Mayoritas ulama menganggapnya sebagai dosa besar. Menurut Ibnu Hajar Al-Haitami ghibah dan namimah (adu domba) termasuk dosa besar. Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengatakan: Ghibah itu haram tidak hanya bagi pembawa gosip tapi juga bagi pendengar yang mendengar dan mengakui. Maka wajib bagi siapa saja yang mendengarkan orang memulai berghibah untuk berusaha menghentikannya ketika ia tidak kuatir pada potensi ancaman. Bila takut maka ia wajib mengingkari dengan hatinya dan keluar dari majelis pertemuan kalau memungkinkan. Bila mampu mengingkari dengan lisan atau dengan mengalihkan pembicaraan maka hal itu wajib dilakukan. Apabila tidak dilakukan, maka ia berdosa.
~WAJIB
Ghibah atau membicarakan / menyebut aib orang lain adakalanya wajib. Hal itu terjadi dalam situasi di mana ia dapat menyelamatkan seseorang dari bencana atau potensi terjadinya sesuatu yang kurang baik. Misalnya, ada seorang pria atau wanita yang ingin menikah. Dia meminta nasihat tentang calon pasangannya. Maka, si pemberi nasihat wajib memberi tahu keburukan atau aib calon pasangannya sesuai dengan fakta yang diketahui pemberi nasihat. Atau seperti si A mengatakan pada si B bahwa si C berencana untuk mencuri hartanya atau membunuhnya atau mencelakakan istrinya, dlsb. Ini termasuk dalam kategori memberi nasihat. Dan hukumnya wajib seperti disebut dalam hadits di atas tentang 6 hak muslim atas muslim yang lain.
~BISA
Imam Nawawi dalam Riyadus Shalihin 2/182 membagi gosip atau ghibah yang dibolehkan menjadi enam sebagai berikut:
الأول: التظلم, فيجوز للمظلوم أن يتظلم إلى السلطان والقاضي وغيرهما مما له ولاية أو قدرة على إنصافه من ظالمه, فيقول: ظلمني فلان كذا.
الثاني: الاستعانة على تغيير المنكر ورد المعاصي إلى الصواب, فيقول لمن يرجو قدرته على إزالة المنكر: فلان يعمل كذا , فازجره عنه.
الثالث: الاستفتاء, فيقول: للمفتي: ظلمني أبي, أو أخي, أو زوجي, أو فلان بكذا.
الرابع: تحذير المسلمين من الشر ونصيحتهم.
الخامس: أن يكون مجاهرا بفسقه أو بدعته, كالمجاهر بشرب الخمر ومصادرة الناس وأخذ المكس وغيرها .
لسادس: التعريف, فإذا كان الإنسان معروفا بلقب الأعمش, والأعرج والأصم, والأعمى والأحول, وغيرهم جاز تعريفهم بذلك.
Artinya:
Pertama, At-Tazhallum. Orang yang terzalimi bisa menyebutkan kejahatan seseorang terhadap dirinya. Tentunya hanya bersifat pengaduan kepada orang yang memiliki qudrah (kapasitas) untuk melenyapkan kezaliman. Kedua, isti'anah (meminta pertolongan) untuk merubah atau menghilangkan kemunkaran. Seperti mengatakan kepada orang yang diharapkan mampu menghilangkan kemungkaran: "Fulan telah berbuat begini (perbuatan buruk). Cegahlah dia." Ketiga, Al-Istifta 'atau meminta fatwa dan nasihat seperti kata peminta nasihat kepada mufti (pemberi fatwa): "Saya dizalimi oleh ayah atau saudara, atau suami. " Keempat, at-Tahdzir lil muslimin (memperingatkan orang-orang Islam) dari perbuatan buruk dan memberi saran pada mereka. Kelima, orang yang menampakkan kefasikan dan perilaku maksiatnya. Seperti menampakkan diri saat minum miras (narkoba), berpacaran di depan umum, dll. Keenam, memberi julukan tertentu pada seseorang. Ketika seseorang dikenal dengan julukan ا Kategori dan mungkin ghibah untuk enam kasus di atas disetujui oleh Imam Qurtubi dan dianggap pendapat yang ijmak. Dalam Tafsir Al-Qurtubi 16/339 iya menyatakan
وكذلك قولك للقاضي تستعين به على أخذ حقك ممن ظلمك فتقول فلان ظلمني أو غصبني أو خانني أو ضربني أو قذفني أو أساء إلي, ليس بغيبة. وعلماء الأمة على ذلك مجمعة
Artinya: Demikian juga ucapan Anda pada hakim meminta tolong untuk mengambil hak Anda yang diambil orang yang menzalimi lalu Anda mengatakan pada hakim: Saya dizalimi atau dikhianati atau dighasab olehnya maka hal itu bukan ghibah. Ulama sepakat atas hal ini. As-Shan'ani dalam Subulus Salam 4/188 menyatakan
والأكثر يقولون بأنه يجوز أن يقال للفاسق: يا فاسق, ويا مفسد, وكذا في غيبته بشرط قصد النصيحة له أو لغيره لبيان حاله أو للزجر عن صنيعه لا لقصد الوقيعة فيه فلا بد من قصد صحيح
Artinya: Kebanyakan ulama berpendapat bahwa dapat memanggil orang fasik (pendosa) dengan sebutan Wahai Orang Fasiq !, Hai Orang Rusak! Begitu juga meggosipi mereka dengan syarat untuk berarti menasihatinya atau menasihati lainnya untuk menjelaskan perilaku si fasiq atau untuk mencegah agar tidak melakukannya. Bukan dengan tujuan terjatuh ke dalamnya. Maka (semua itu) harus timbul dari maksud yang baik.
Baarakallahu fiyk,,

Bagaimana cara taubat berdasarkan Al-Quran dan hadist

Bismillahirrahmaanirrahiim,,,
Assalamu Alaikum Sahabat Muslim...


"Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertobat di antara mereka, dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun. " (QS. Maryam: 59, 60)
فإنه كان للأوابين غفورا
"Karena sesungguhnya Dia Maha mengampuni kesalahan hamba-hamba yang benar-benar bertobat kepada-Nya." (QS. Al Israa ': 25) 

Definisi T aubat: Syaikh 'Abdul' Aziz bin 'Abdillah bin Baz - rahimahullah - menjelaskan,
Taubat berarti :

الندم على الماضي والإقلاع منه والعزيمة أن لا يعود فيه
"Menyesali (dosa) yang telah lalu, kembali melakukan ketaatan dan bertekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut lagi." Inilah yang disebut taubat. Ketentuan / Tata cara melakukan Taubat yang benar:
1. Berniat ikhlas bertaubat karena mencari ampunan Allah Semata
2. Mengakui dan menyesali dosa
3. Berhenti dari dosa
4. Berjanji dan bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu
5. Mengembalikan hak orang yang dizalimi jika dosanya berhubungan dengan orang lain
6. Bisa juga ditambahkan dengan melakukan Shalat Taubat

Dalil tentang Sholat Taubat: Dari Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiallahu 'anhu , bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Apabila ada orang yang melakukan suatu perbuatan dosa, kemudian dia berwudhu dengan sempurna, lalu dia mendirikan shalat dua rakaat, dan selanjutnya dia beristigfar memohon ampun kepada Allah, maka Allah pasti mengampuninya . "(HR. At-Turmudzi; dinilai hasan oleh Al-Albani)

Tata Cara Shalat Taubat
Berwudhu dengan sempurna (sesuai sunah).
Shalat dua rakaat, sebagaimana shalat yang lainnya, sama persis.
Tidak ada bacaan khusus ketika shalat. Bacaannya sama dengan shalat yang lain.
Berusaha khusyuk dalam shalatnya, karena teringat dengan dosa yang baru saja dia lakukan.
Beristigfar dan memohon ampun kepada Allah setelah shalat.
Tidak ada bacaan istigfar khusus untuk shalat taubat. Bacaan istigfarnya sama dengan bacaan istigfar lainnya.
Inti dari shalat taubat adalah memohon ampun kepada Allah, dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dia lakukan dan bertekad untuk tidak mengulanginya.

 "Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Dzat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak bisa lagi mendapatkan pertolongan. " (QS. Az Zumar: 53-54)

Berbaagi Ilmu dengan sahabat lainnya share di FB/ Tweeter :)

Minggu, 26 Oktober 2014

Demam, karena Allohu swt sayang padamu

Assalamu Alaikum Warakhmatullahi wabarakatuh


Sahabat, apakah sahabat pernah merasakan demam. Nah, apa biasanya yang ada di pikiran Anda? Biasanya sih, keluh-kesah karena badan jadi tidak enak. Namun demam ternyata mengandung banyak sekali manfaatnya. Maha suci Allah SWT yang telah menjadikan semua ciptaan-Mu ini tidak sia-sia.

Mari kita perhatikan hadits di bawah ini:
“Janganlah engkau mencela penyakit demam, karena ia akan menghapuskan kesalahan-kesalahan anak adam, sebagaimana alat pandai besi itu bisa menghilangkan karat besi”. (HR. Imam Muslim)
Menurut Imam Ahmad dengan sanad yang shahih dari Ibunu Umar, Rasulullah Saw bersabda: “Demam yang menimpa dalam sehari dapat menghapuskan dosa selama setahun.”
Saking bisanya penyakit demam ini menghapus dsa, bahkan ada beberapa sahabat yang mencintai penyakit demam bersemayam dalam dirinya, semata-mata ingin mendapatkan khasiat sakit demam dalam menghapuskan dosa-dosa manusia. Sebagauimana yang diucapkan Abi Dunya, “Mereka (para salaf) senantiasa berharap agar menderita sakit demam dalam suatu malam sebagai penghapus dosa-dosa yang telah berlalu.” Subhanallah!

Rasulullah sendiri termasuk manusia termulya sepanjang zaman, pernah terjangkiti demam. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, ia berkata, “Aku pernah memasuki ruangan Rasulullah Saw, saat beliau terkena demam. Maka, aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau terkena demam yang sangat parah?’ Rasul Saw menjawab, ‘Benar, aku terkena demam seperti dua orang dari kalian terkena penyakit ini’. Aku bertanya, ‘Kalau begitu, apakah karenanya engkau mendapatkan dua pahala?’ Beliau menjawab, ‘Ya’.”

Penyakit demam yang muncul sebagai efek meningkatnya suhu badan, yang bisa menjangkiti orang dewasa maupun anak-anak, selain bisa menghapuskan dosa, bisa mendatangkan pahala, dan juga bisa menyehatkan tubuh. Sebagaimana perkataan Syaikh Abdurrahman bin Yahya Al-Mu’alimi dalam bukunya Fawa’idul Maradh, “Demam mempunyai beberapa manfaat bagi tubuh. Yaitu demam dapat ngalirkan endapan-endapan, mengeluarkan racun-racun tubuh, lalu dikeluarkan dari badan. Yang demikian itu tidak bisa dilakukan dengan obat apapun, selain dengan demam itu sendiri.”

Masya Allah, demam yang sring menimpa sebagian dari kami, seringkali dibenci dan dicaci maki, padahal didalamnya terkandung manfaat yang ‘ajaib’ Subhanallah..Subhanallah… Subhanallah …

[Sumber: Dikutip dari buku BEROBATLAH DENGAN SEDEKAH, karya Muhammad Albani]

Share Yuk...

Jumat, 24 Oktober 2014

RENUNGAN BUAT IKHWAN DAN AKHWAT YANG BERTA'ARUF DI MAYA


Bismillahirrahmaanirrahiim,,, 



Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo messenger, dll, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas.
Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadarimudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.
Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampanganmemaknai ta’aruf. 

Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa
perantara.
Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tata cara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkanoleh Islam. Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapathidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.
Suatu ketika ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial,pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untukmenjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berduasebagai pasutri, sungguh memiriskan hati. Pernah juga ada kisahikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya,
berikut ini petikan obrolannya:

“Assalamualaikum ukhti,” Sapa sang ikhwan.
“‘Wa’alikumsalam akhi,” Balas sang akhwat.“Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…” puji ikhwan tersebut.Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya yang ditemui ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan  bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab.“Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak.”Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat.“Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadaridunia seperti anti.”
Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan
akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas.
Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya....

Owh mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya, syaitan tak maumenyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekarandi dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.
Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akanmengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benuadi dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.
Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya……a’udzubillah,
bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.
Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!
Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya,
tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya
keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang
dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak
ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’arufmu untuk
menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya
jangan keluar dari koridor Islam.
....Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-
coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan
bukan?....
Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba
ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalah
izzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir
pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu
lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika
jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.
Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau
menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka.
Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita
mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam
balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan
Ikhwan Lebay.
Wahai Ikhwan,
Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang
dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata
yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat
dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus
orang yang amanah yang membantumu mencari data dan
informasinya.
....luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau
mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan
dengan lawan jenis....
Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan
engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab
pergaulan dengan lawan jenis.
Duhai Akhwat, Jaga Hijabmu!
Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu. Jangan
bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf.
Karena ta’aruf yang tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya
sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat
yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah
ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya
sendiri.
Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita
berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga
membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita
terhadapnya?

Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia
maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya,
waspadalah, karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang
menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan
orang di dunia maya.
....berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar
kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram....
Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar
kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada
di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.
Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan
cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad

JANGAN SOMBONG

Bismillahirrahmaanirrahiim,,,,
Assalamu Alaikum Warakhmatullahi wabarakatuh...Sahabat Muslim .... 

Sombong merupakan perangai tercela menurut dien, fithrah, dan akal. Orang sombong dibenci oleh Allaah dan manusia. Tidak ada yang berhak sombong kecuali Allaah semata. Dialah Pencipta dari alam semesta ini. Sebaliknya, manusia adalah makhluk yang lemah, maka pantaskah makhluk yang lemah bermegah-megahan dan sombong dihadapan penguasa langit dan bumi ?? Namun realita yang ada, masih banyak manusia yang terbuai mimpi, tidak menyadari fakta akan dirinya. Dia sombong dan angkuh untuk menerima kebenaran, meremehkan manusia, memandang dirinya maha sempurna segalanya. Semoga pembahasan kali ini dapat menyadarkan kita semua akan tercelanya sifat sombong. Allaah Muwaffiq .
Definisi Sombong
Sombong, sebagaimana disinyalir dalam sebuah hadits,
" Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. "(HR. Muslim, 91)
Berkata al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rohimahulloh tatkala mengomentari hadits di atas, "Orang sombong adalah orang yang memandang dirinya sempurna segalanya. Dia memandang rendah orang lain, meremehkan, dan menganggap orang lain tidak pantas mengerjakan suatu urusan, sombong menerima kebenaran jika datang dari orang lain. "( Jami'ul Ulum Wal Hikam 2/275)
Raghib al-Asfahani mengatakan, "Sombong adalah kondisi seseorang yang merasa bangga dengan dirinya sendiri. Memandang dirinya lebih besar dari yang lain. Kesombongan yang paling parah adalah sombong kepada Robbnya dengan menolak kebenaran dan angkuh untuk tunduk kepada-Nya baik berupa ketaatan maupun dalam mengesakan-Nya. "( Fathul Bari 10/601, lihat pula Umdatul Qari ' 22/140)
Hukum Sombong
Tidak diragukan lagi bahwa sombong hukumnya haram, termasuk dosa besar. Hal ini berdasarkan dalil-dalil sebagai berikut:
Alloh Azza wa Jalla berfirman:
" Dan jangnlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allaah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. "(QS. Luqman: 18)
Sahabat mulia Ibnu Abbas rodhiyallohu Anhuma ketika menafsirkan firman Allaah Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia itu berkata, "Janganlah kamu sombong dan merendahkan manusia, sampai kamu memalingkan wajahmu ketika mereka berbicara kepadamu." ( Tafsir ath-Thabiri 21/74)
Imam Ibnu Katsir mengatakan, "Firman Allaah ' Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh , 'maksudnya janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, lagi berbuat semena-mena. Jangan kamu lakukan itu semua yang menyebabkan Alloh akan murka kepadamu. "( Tafsir al-Qur'ân al-Azhim 3/417)
Demikianlah larangan Allaah yang sangat tegas mencela sifat sombong. Ayat-ayat dan hadits Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam dalam masalah ini banyak sekali, sebagaimana pembaca akan mengetahuinya sebentar lagi - In Shaa Allaah -. Cukuplah penulis tampilkan sebuah hadits sebagai penguat keharaman sifat sombong. Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
" Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya ada sifat sombong meskipun seberat biji sawi. "(HR. Muslim 91)
Imam Nawawi berkata, "Hadits ini berisi larangan dari sifat sombong, yaitu menyombongkan diri kepada manusia, merendahkan mereka serta menolak kebenaran." ( Syarah Shahih Muslim 2/269)
Celaan Bagi Orang Yang Sombong
Ketahuilah wahai saudaraku -Semoga Alloh memberikan taufik kepadamu- sangat banyak ayat al-Qur'an dan hadits Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam yang mencela dan memberikan peringatan keras terhadap sifat sombong. Berikut penulis nukilkan sebagiannya agar menjadi pelajaran bagi kita semua dan peringatan bagi orang-orang yang sombong dan angkuh.
1. Melanggar perintah Allaah
Orang yang sombong telah menerjang larangan Allaah dan Rasul-Nya. Karena sifat sombong merupakan perangai tercela yang harus dijauhi. Allaah Azza wa Jalla berfirman:
" Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allaah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri . "(QS. Luqman: 18)
Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
" Sesungguhnya Allaah mewahyukan kepadaku agar kalian rendah hati, sampai tidak ada seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya atas yang lain. "(HR. Muslim 2865, Abu Dawud 4895, Ibnu Majah 4179)
2. Penghuni neraka
Orang yang sombong, sebagaimana disinyalir dalam sebuah hadits, termasuk penghuni neraka. 1)
Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
" Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang para penghuni surga? Mereka serentak menjawab, 'Mau wahai Rasulloh', Rasululloh melanjutkan sabdanya, 'Para penghuni surga adalah orang-orang yang lemah lagi direndahkan oleh manusia. Andai ia berdoa kepada Allaah niscaya Allaah akan kabulkan. ' Kemudian beliau bertanya kembali, 'Maukah pula aku kabarkan tentang para penghuni neraka?' Mereka menjawab, 'Mau wahai Rasululloh,' Rasululloh bersabda, 'Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar, lagi sombong.' " (HR. Bukhari 6071, Muslim 2853)
Yang demikian itu, karena hanya Allaah yang berhak sombong. Pantaskah manusia yang lemah dan diciptakan dari setetes mani yang hina berlaku sombong di hadapan Allaah? Ingatlah, orang yang sombong berarti telah menerjang larangan Allaah, tidak ada balasan yang setimpal selain siksa-Nya. Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
" Kemuliaan adalah sarung-Nya dan kesombongan adalah selendang-Nya, maka barangsiapa berperangai dengan sifat tersebut niscaya Aku akan menyiksanya. "(HR. Muslim 2620)
Imam Nawawi berkata, "Ini adalah ancaman yang sangat keras terhadap sifat sombong. Sangat jelas keharaman sifat tersebut. "( Syarah Shahih Muslim 16/133)
Alangkah tepatnya ucapan Imam Hasan al-Bashri rohimahulloh, "Sungguh sangat mengherankan seorang anak Adam, ia mencuci kotorannya sekali atau dua kali dalam sehari tetapi berani sombong di hadapan penguasa langit dan bumi." ( Fathul Mannan fi Shifat Ibadir Rahman hal 14)
3. Mendapatkan kehinaan
Orang yang sombong akan mendapatkan kehinaan di dunia berupa kejahilan, sebagai balasan dari perbuatannya. Cermatilah ayat berikut ini. Allaah Azza wa Jalla berfirman;
" Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. "(QS. al-A'raf: 146)
Yaitu Aku akan halangi mereka memahami hujjah-hujjah dan dalil-dalil yang menunjukkan keagungan-Ku, syari'at-Ku, dan hukum-hukum-Ku pada hati orang-orang yang sombong untuk taat kepada-Ku dan sombong kepada manusia tanpa alasan yang benar. Sebagaimana mereka sombong tanpa alasan yang benar, maka Allaah akan hinakan mereka dengan kebodohan. "( Tafsir Ibnu Katsir 2/228)
4. Hatinya terkunci
Orang yang sombong dengan dirinya sendiri, atau menolak kebenaran dan merendahkan manusia, Alloh akan kunci mati hatinya dari menerima kebenaran, hal ini sebagaimana tergambar dalam firman-Nya:
" Demikianlah Allaah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang. "(QS. Ghafir: 35)
Imam Syaukani rohimahulloh mengatakan, "Sebagaimana Allaah mengunci mati hati orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allaah, maka demikian pula Allaah akan mengunci mati hati orang yang sombong lagi berbuat semena-mena."
Lanjutnya lagi, "Yang demikian itu, karena hati merupakan sumber asal kesombongan. Sedangkan anggota tubuh yang lain tunduk dan mengikuti hati. "( Fathul Qadir 4/492)
5. Mendapat tempat yang paling buruk
Inipun termasuk celaan terhadap orang yang sombong. Allaah akan menempatkannya di tempat yang paling buruk. Allaah Azza wa Jalla berfirman:
" Dikatakan kepada mereka: Masuklah kamu ke pintu-pinti neraka Jahannam dan kamu tetap didalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong. "(QS. az-Zumar: 72)
6. Orang yang paling dibenci
Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam telah jauh-jauh hari memperingatkan bahaya kesombongan dan menganjurkan berhias dengan akhlak mulia. Termasuk ancaman yang beliau ungkapkan, orang sombong adalah orang yang paling dibenci dan dijauhkan posisinya pada hari kiamat kelak. Berdasarkan hadits:
Dari Jubair bin Abdillah rodhiyallohu anhu bahwasanya Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda: " Orang yang paling aku cintai dan paling dekat posisinya kelak pada hari kiamat adalah orang yang paling bagus akhlaknya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh posisinya pada hari kiamat adalah ats-Tsartsarun, al-Mutasyaddiqun, dan al-Mutafaihiqun. Mereka bertanya, 'Wahai Rasululloh kami mengerti ats-Tsartsarun dan al-Mutasyaddiqun, akan tetapi siapakah al-Mutafaihiqun itu? ' Beliau Shallallohu 'Alaihi wa Sallam menjawab,' Yaitu orang-orang yang sombong. "(HR. Tirmidzi 2018, dihasankan oleh al-Albani dalam ash-Shahihah 791)
7. Tidak diajak bicara Allaah Azza wa Jalla
Kesombongan biasanya muncul dari orang-orang kaya, namun ironisnya kadang kita jumpai orang yang miskin masih sempat sombong dihadapan Allaah Azza wa Jalla dan manusia. Cermatilah hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah rodhiyallohu anhu bahwasanya Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda, " Ada tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Alloh, tidak disucikan olehnya, dan baginya adzab yang pedih; (Yaitu) orang yang sudah tua berzina, penguasa pendusta, dan orang miskin yang sombong. "(HR. Muslim 107)
8. Dikumpulkan seperti semut
Kehinaan orang yang sombong akan semakin bertambah pada hari kiamat kelak. Rasululloh Shallallohu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
" Orang-orang yang sombong akan dikumpulkan pada hari kiamat bagaikan semut kecil dalam bentuk manusia. Mereka mendapat kehinaan dari setiap penjuru, lalu mereka digiring menuju penjara neraka Jahannam yang bernama Bulas . Mereka dikelilingi sinar neraka, yang akhirnya mereka diberi minum dari perasan penghuni neraka yang merusak. "(HR. Tirmidzi 2492, Ahmad 2/179. dihasankan oleh al-Albani dalam al-Misykah 5112)
9. Pengekor iblis
Sebagian Salaf (Ulama terdahulu) mengatakan bahwa dosa pertama kali yang muncul dalam memaksiati Allaah Azza wa Jalla adalah kesombongan. Allaah Azza wa Jalla berfirman:
" Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam. "Maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan sombong dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. "(QS. al-Baqarah: 34)
Maka barangsiapa menyombongkan berarti dia telah mengekor Iblis dalam berbuat dosa.
10. Orang yang paling jelek
Dari Hudzaifah rodhiyallohu anhu ia bertutur, " Suatu ketika aku pernah bersaman Nabi Shallallohu 'Alaihi wa Sallam menyaksikan jenazah, kemudian beliau bersabda:' Maukah aku kabarkan kepada kalian hamba Allaah yang paling jelek? Yaitu orang yang kasar lagi sombong. Maukah pula aku kabarkan kepada kalian hamba yang paling baik disisi Allaah? Yaitu orang yang lemah, direndahkan manusia dan miskin. Andai ia berdo'a kepada Allaah niscaya dikabulkan. ' "( Shahih li Ghairi , HR. Ahmad 2/174, lihat Shahih Targhib 3/104)
Baarakallahu fiykum,,